Laporan Aliran Kas
Statement of change in financial
position (SCFP) atau lebih dikenal sebagai Laporan Perubahan Posisi Keuangan
telah diganti dalam SFAS No. 95. Dimana SCFP melaporkan perubahan aset,
kewajiban dan modal pemilik. Hal ini disebabkan dari pergantian laporan aliran
dana menjadi laporan arus kas yang mencerminkan FASB mengutamakan laporan berbasis
kas (cash-basis) sebagai tambahan penting
atas laporan keuangan berbasis akrual dan neraca. SFAC no.95 mendefinisikan
dana sebagai kas, pada dasarnya mengubah dari posisi rigid uniformity (kaku)
menjadi flexibility orientation (flexibel). Namun terdapat dua masalah utama
yaitu:
1.
Masalah
nonartikulasi yang timbul dari penggunaan metode tidak langsung
2.
Masalah
klasifikasi dan inkonsistensi yang timbul dalam penyajian laporan arus kas.
Logika yang Mendasari Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Tujuan pelaporan dalam Laporan
Perubahan Posisi Keuangan (SCFP) menurut APB Opinion No. 19 adalah :
1. Pengungkapan lengkap atas perubahan posisi
keuangan.
2. Peringkasan atas aktivitas keuangan dan
aktivitas investasi.
3. Membuat laporan aliran dana atas kegiatan
operasi.
Informasi
diatas tidak diperoleh secara langsung dari laporan laba rugi dan neraca
komparatif karena datanya berbentuk data agregat. Dalam hal ini Laporan Perubahan
Posisi Keuangan dengan cara yang berbeda mengklasifikasikan dan melaporkan
transaksi akuntansi yang terjadi di neraca dan laba rugi, sehingga ia dikatakan
sebagai laporan derivatif/ turunan.
Logika yang mendasarinya adalah persamaan berikut: Transaksi Kredit = Transaksi
Debit.
Terdapat dua titik keseimbangan yaitu transaksi
kredit dan transaksi debit, yang disebut source
of resources dan uses of resources.
Source of resources (transaksi kredit)
akibat dari peningkatan kewajiban dan ekuitas pemilik serta penurunan aset.
Peningkatan kewajiban dan ekuitas pemilik menunjukkan modal baru yang dapat digunakan perusahaan
dari sumber eksternal (hutang dan penerbitan saham) dan sumber internal (laba
bersih).
Uses of resources (transaksi kredit) akibat dari penurunan
kewajiban dan ekuitas pemilik serta peningkatan aset. Penurunan kewajiban dan
kekayaan pemilik menunjukkan suatu penurunan modal perusahaan yang meliputi
transaksi pembayaran kewajiban, pembelian saham treasuri, pembayaran dividen
dan rugi bersih. Peningkatan aset menunjukkan investasi baru, yang juga
merupakan penggunaan sumber daya perusahaan.
Berikut ini adalah format
standar dalam penyajian laporan perubahan posisi keuangan :
Uses of resources (transaksi debit)
|
Source of
resources ( transaksi kredit)
|
1. Penurunan pada akun fund balance.
a. Dari rugi bersih
b. Dari sumber lain
2. Penggunaan lain dari sumber daya.
3. Peningkatan, jika ada, dalam fund balance periode tersebut.
|
1. Peningkatan pada akun fund balance.
c. Dari laba bersih
d. Dari sumber lain
2. Sumber lain dari sumber daya.
3. Penurunan, jika ada, dalam fund balance periode tersebut.
|
Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan ringkasan yang komprehensif dengan pendekatan all inclusive atau all resources. Persiapan penyajian laporan perubahan posisi keuangan membutuhkan
empat langkah yaitu :
1. Mendefinisikan akun-akun neraca untuk
membentuk akun fund balance.
2. Menentukan pengaruh transaksi laporan laba
rugi pada fund balance.
3. Menganalisis semua transaksi laporan non income dalam akun non fund.
4. Menyesuaikan item-item laporan perubahan
posisi keuangan dengan fund balance.
Pergeseran ke Laporan Arus Kas
SFAC 1
manyatakan adapun tujuan umum pelaporan keuangan yaitu pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh para investor dan kreditur
serta pemakai lain dalam pembuatan keputusan. Selain itu ada dua tujuan
tambahan yang dirumuskan dalam SFAC 1 antara lain pelaporan informasi tentang
sumber daya bersih perusahaan dan perubahan sumber daya tersebut serta
pelaporan informasi yang berguna dalam penentuan arus kas masa depan.
Informasi
arus kas dapat melengkapi informasi di luar yang disediakan oleh laporan laba
rugi dan neraca. Adapun hal penting yang berkaitan dengan laporan arus kas
adalah sebagai berikut:
a.
Laporan arus kas dibutuhkan untuk menilai arus kas masa
lalu
b.
Laporan arus kas juga dibutuhkan untuk menilai arus kas
yang dihasilkan dari operasi suatu entitas periode sekarang
c.
Laporan arus kas dibutuhkan untuk menilai hubungan
antara laba akuntansi dan arus kas.
Semakin tinggi korelasi antara laba akuntansi dan arus kas, semakin baik
kualitas laba.
d.
Laporan arus kas ditinjau dari sisi uniformity.
Operating cash flows adalah pengukuran yang lebih sederhana dan subyeknya
memerlukan pilihan kebijakan akuntansi yang lebih sedikit ehingga pengukuran
cash flows lebih seragam (uniformity) dibandingkan pengukuran laba.
e.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk menilai
fleksibelitas dan likuiditas keuangan suatu perusahaan. Kas yang dihasilkan
dari operasi internal perusahaan yang memberikan gambaran suatu indikasi
likuiditas dan fleksibelitas.
f.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk meramalkan arus
kas mendatang. Data arus kas di masa lalu akan berguna untuk peramalan arus kas
masa mendatang.
Persyaratan Laporan Arus Kas
Struktur laporan arus kas terdiri dari
subklasifikasi penerimaan dan pembayaran kas dalam operasi, kegiatan pendanaan,dan investasi. Adapun tiga
pendekatan yang berhubungan dengan cara klasifikasi tersebut menunjukkan
pemisahan arus kas yang lebih jelas dalam pengertian fungsi penggolongan aliran
kas.
Kas didefinisikan sebagai kas yang secara harfiah ada
di tangan atau dalam bentuk deposit atau dalam setara kas. Setara kas adalah investasi yang sangat likuid yang dikonversikan menjadi uang tunai dan akan jatuh tempo dalam jangka pendek (umumnya jatuh tempo tiga
bulan atau kurang).
Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa arus kas menyajikan pendekatan all- inclusive atau pendekatan semua konsep sumber dari pelaporan aliran dana. Semua transaksi baik debet dan kredit perusahaan tersebut dicatat dan disajikan dalam laporan arus kas.
Pada laporan arus kas, aliran kas
dipisahkan ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Struktur ini menyediakan klasifikasi yang lebih konsisten dan memberikan
kemampuan comparability yang lebih baik jika dibandingkan dengan laporan
perubahan posisi keuangan.
Metode Langsung vs Metode Tidak Langsung
Metode Langsung
Terdapat
dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang
kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada
penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus
kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas
keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis
penerimaan atau pengeluaran kas.
Sementara
itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari operasional ditentukan dengan
cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan
beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar
serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
Dapat
dikatakan bahwa dalam metode langsung arus kas yang berasal dari kegiatan
operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan
kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis
kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluaran kas.
Metode
Tidak Langsung
Dengan
metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau
beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba
bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian
hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca. Dalam
metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
- Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
- Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
- Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Comments
Post a Comment