Enron Corporation


John dan Mary Andersen berimigrasi ke AS dari Negara mereka Norwegia pada 1881. Mereka kemudian tinggal dikomunitas pertanian kecil di Plano, Illinois, kira-kira berjarak empat puluh mil dari kota Chicago. Pada 1885, lahir Arthur Edward Andersen. Dari usia yang sangat muda, putra pasangan tersebut telah tertarik dengan angka. Kurang dari satu abad setelah ia dilahirkan, suatu perusahaan akuntansi dengan nama Arthur Andersen akan menjadi organisasi jasa professional terbesar di dunia dengan lebih dari 1000 partner dan beroperasi di berbagai Negara di seluruh dunia.

Berpikir Benar, Berkata Benar
Disipilin, kejujuran dan etika kerja yang benar merupakan tiga sifat utama yang diturunkan John dan Mary Andersen kepada putranya. Sayangnya, orang tua Arthur tidak hidup cukup lama untuk membantunya mencapai tujuannya.  Ia yatim piatu pada saat ia masih remaja, Andersen dipaksa bekerja secara penuh sebagai juru tulis kantor pos dan menempuh kelas malam untuk menyelesaikan SMA. Setelah tamat dari SMA, Andersen kuliah di University of Illinios selagi bekerja sebagai akuntan untuk Allis-Chalmers, suatu perusahaan di Chicago yang membuat traktor dan perlengkapan pertanian lainnya. Pada 1908, Andersen menempati suatu posisi di Price
Waterhouse cabang Chicago. Pada saat itu, Price Waterhouse yang didirikan di Inggris pada awal abad ke sembilan belas digolongkan sebagai perusahaan akuntan publik terbesar di AS.
Pada umur 23, Andersen menjadi akuntan publik terdaftar termuda di Negara bagian Illinois. Beberapa tahun kemudian, Andersen dan seorang temannya, Clerence Delany membentuk rekanan untuk menyediakan jasa akuntansi, auditing dan lainnya. Dua akuntan muda itu menamai perusahaan mereka Andersen, Delany & Company. Ketika Delany memutuskan untuk menempuh jalan lain, Andersen menamai ulang perusahaan menjadi Arthur Andersen & Company.
Pada 1915, Arthur Andersen menghadapi dilema yang akan membentuk sisa kehidupan professionalnya. Salah satu klien auditnya adalah perusahaan pengiriman yang memiliki dan mengoperasikan beberapa kapal uap yang mengirim berbagai komoditas ke pelabuhan yang terletak di danau Michigan. Pada akhir tahun fiscal perusahaan sebelum Andersen menerbitkan hasil laporan auditnya terhadap laporan keuangan, salah satu kapal perusahaan itu tenggelam di danau Michigan. Pada saat itu, terdapat beberapa aturan formal yang harus diikuti perusahaan dalam membuat laporan keuangan tahunan dan tidak ada aturan yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan “peristiwa berpengaruh” yang terjadi setelah berakhirnya tahun fiscal – seperti hilangnya asset perusahaan. Namun, Andersen bersikeras bahwa kliennya harus mengungkapkan kehilangan kapal ini. Andersen beralasan bahwa pihak ketiga yang akan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang diantaranya bankir perusahaan akan ingin diberi tahu mengenai kehilangan ini. Meskipun tidak senang dengan posisi Andersen, klien tersebut pada akhirnya menyerah dan melaporkan kerugian pada catatan kaki dari laporan keuangannnya.
Dua decade setelah dilemma kapal tersebut, Arthur Andersen menghadapi situasi serupa dengan klien audit yang lebih besar, lebih penting dan lebih menguntungkan bagi perusahaannya. Arthur Andersen & Co berperan sebagai auditor independent untuk perusahaan kimia raksasa, Du Pont. Ketika audit perusahaan hampir selesai, anggota audit dan eksekutif Du Pont bertengkar mengenai bagaimana mendefinisikan laba operasi perusahaan. Manajemen Du Pont bersikeras pada definisi liberal yang mencakup laba yang diperoleh dari investasi tertentu. Arthur Andersen dibawa untuk menengahi pertengkaran ini. Ketika ia memihak bawahannya, manajemen Du Pont memberhentikan mereka dan mempekerjakan auditor lain.
Selama karir profesionalnya, Andersen bergantung pada motto sederhana yang terdiri dari empat huruf sebagai prinsip pedoman dalam membuat keputusan personal maupun professional penting: “Berpikir benar, Berbicara Benar.” Andersen bersikeras bahwa partnernya dan personel lain dalam perusahaannya menerapkan aturan sederhana itu ketika berhadapan dengan klien, klien potensial, bankir, otoritas regulasi dan pihak lain yang berinteraksi dengan mereka ketika mereka mewakili Arthur Andersen & Co. Ia juga bersikeras bahwa klien audit “berbicara benar” dalam laporan keuangan mereka. Teman dan rekan sering menggambarkan Andersen sebagai, berpegang teguh pada pendapat, keras kepala dan beberapa orang menyebutnya “menyulitkan.” Namun bahkan pengkritiknya siap mengakui bahwa Andersen adalah sangat jujur. “Arthur Andersen tidak akan bertahan menghadapi apapun yang tidak lengkap, integritas 100%. Jika seorang melakukan hal yang sebaliknya, ia akan memecatnya. Dan jika klien ingin melakukan sesuatu yang tidak ia setujui, ia akan mencoba merubahnya atau ia akan mengundurkan diri.
Penurunan perekonomian AS selama depresi besar pada tahun 1930-an menyebabkan permasalahan financial yang besar bagi banyak klien audit Arthur Andersen & Co dalam industri utilitas listrik. Ketika depresi semakin parah, Arthur Andersen bekerja secara personal dengan beberapa bank metropolitan terbesar di AS untuk membantu kliennya memperoleh pembiayaan yang sangat mereka perlukan untuk terus beroperasi. Reputasi Andersen akan kejujuran dan integritas memungkinkan pemberi pinjaman untuk menggunakan data keuangan yang ia audit dengan penuh kepercayaan. Hasil akhirnya adalah banyak perusahaan yang mengalami kesulitan menerima pembiayaan yang mereka perlukan untuk menghadapi hari-hari sulit pada 1930-an. Sebagai hasilnya, rasa hormat yang diperoleh Arthur Andersen diantara para eksekutif keuangan di Negara bagian tersebut menyebabkan Arthur Andersen & Co menerima banyak referensi dalam memperoleh klien potensial diluar Negara bagian itu.
Sampai pertengahan tahun 1940-an, Arthur Andersen & Co memiliki kantor yang tersebar pada bagian timur AS dan mempekerjakan lebih dari 1000 akuntan. Ketika Arthur Andersen meninggal pada 1947, banyak pemimpin bisnis besar telah memperkirakan bahwa perusahaan tersebut akan hancur tanpa pemimpinnya, yang secara tunggal mengelola kegiatan operasinya selama empat decade sebelumnya. Namun, setelah beberapa bulan pergolakan internal dan perdebatan, partner perusahaan yang tersisa memilih rekanan Andersen yang paling dipercaya dan penerusnya untuk menggantikannya.
Seperti pendahulunya dan teman dekat yang telah mempekerjakannya pada 1928. Ia sangat percaya bahwa peran utama dari auditor independen adalah untuk memastikan klien mereka melaporkan kegiatan keuangan mereka secara penuh dan jujur kepada publik yang berinvestasi dan meminjamkan. Spacek melanjutkan kampanye Arthur Andersen untuk meningkatkan praktik akuntansi dan auditing di AS selama masa jabatannya sebagai kepala perusahaan tersebut. Kepemimpinan kuat Leonard Spacek dan kemampuan bisnisnya mentransformasi Arthur Andersen & Co menjadi perusahaan akuntansi nasional. Ketika Spacek pensiun pada 1973, Arthur Andersen & Co merupakan perusahaan akuntansi yang paling dihormati tidak hanya di AS tapi juga di dunia.
Tiga decade kemudian, segera setelah memasuki millennium baru, Arthur Andersen & Co mempekerjakan 80.000 profesional, telah memiliki praktik pada 80 negara, dan memiliki pendapatan tahunan $10 milyar. Namun, pada akhir 2001, perusahaan itu, yang pada saat itu telah mengadopsi satu nama “Andersen” menghadapi krisis yang paling signfikan dalam sejarahnya sejak kematian pendirinya. Ironisnya, krisis itu tampak berasal dari audit Andersen terhadap suatu perusahaan energi, suatu perusahaan yang didirikan pada 1930 yang, seperti banyak klien Arhur Andersen lainnya yang telah berjuang untuk menghadapi depresi.

Perusahaan Terbesar di Dunia
Northern Natural Gas Company didirikan di Omaha, Nebraska pada 1930. Investor utamanya dalam perusahaan baru itu mencakup perusahaan yang berbasis di Texas, Lone Star Gas Corporation. Ketika pendapatan dan keuntungan perusahaan berkembang, manajemen Northern meluncurkan suatu kampanye untuk mengakuisisi lusinan perusahaan saingan. Kampanye tersebut didorong oleh tujuan manajemen untuk menjadikan Northern sebagai perusahaan supplier gas alam terbesar di AS. Pada 1947, perusahaan tersebut yang kurang begitu dikenal diluar pasar local Negara bagiannya, memperoleh batu pijakan besar ketika sahamnya terdaftar di New York Stock Exchange.
            Pada 1986, InterNorth mengubah namanya menjadi Enron. Kenneth Lay, mantan pemimpin Houston Natural Gas, muncul sebagai pimpinan eksekutif dari perusahaan yang beru berdiri dan memilih Houston, Texas sebagai markas besarnya. Lay dengan cepat mengadopsi strategi pengembangan agresif yang telah lama mendominasi kebijakan manajemen dari InterNorth dan pendahulunya. Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling untuk bekerja sebagai salah satu bawahan utamanya. Selama 1990-an, Skilling mengembangkan dan menerapkan suatu rencana untuk mengubah Enron dari gas alam konvensional menjadi perusahaan perdagangan energi yang berfungsi sebagai perantara antara produsen produk energi, terutama gas alam dan listrik, dan pengguna akhir dari komoditas mereka.
Laporan tahunan Enron tahun 2000 mendiskusikan empat lini bisnis utama perusahaan itu. Jasa pernjulan Energi terdaftar sebagai penghasil pendapatan terbesar perusahaan itu. Tiga lini bisnis Enron lainnya mencakup jasa Energi Enron, unit operasi retail perusahaan; jasa transportasi Enron, yang bertanggung jawab akan operasi jaringan pipa perusahaan; dan jasa Broadband Enron, suatu unit operasi baru yang ditujukan menjadi perantara antara pengguna dan pemasok jasa broadband (akses internet).
Selama masa jabatan mereka di Enron, Kenneth Lay dan jeffry Skilling terus memfokuskan untuk meningkatkan hasil operasi perusahaan mereka. Dalam surat kepada pemegang saham pada laporan tahunan Enron tahun 2000, Lay dan Skilling menyatakan bahwa “Enron memfokuskan pada EPS, dan kami mengharapkan akan berlanjutnya kinerja laba yang baik.” Tujuan penting lain dari eksekutif puncak Enron adalah meningkatkan posisi perusahannya di dunia usaha. Sayang sekali bagi Lay, Skilling dan Fastow, serta ribuan pegawai Enron dan pemegang sahamnya, Lay gagal mencapai tujuannya menciptakan perusahaan terbesar di dunia. Dalam hitungan bulan selama 2001, Enron mengalami kemunduran. Kebangkrutan mendadak Enron membuat panik investor di seluruh negeri, menyebabkan apa yang disebut seorang penulis Newsweek sebagai “krisis terbesar yang telah dialami sejak 1929.” Permasalahan keuangan dipicu oleh pertanyaan public mengenai keputusan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dibuat oleh akuntan perusahaan. Keputusan tersebut telah direview, dianalisa dan disetujui oleh Andersen, perusahaan audit independent perusahaan tersebut.

Debet, Kredit dan Enron
Selama 2001, harga saham Enron terus turun. Secara publik, eksekutif Enron menyatakan harga saham yang terus turun disebabkan oleh menurunnya harga gas alam, keprihatinan terhadap potensi pasar elektronik seperti EnronOnline, dan pelemahan pada perekonomian nasional. Pada pertengahan oktober, harga saham telah jatuh ke $30 dari $80 pada awal tahun. Pada 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan laba triwulannya untuk kuartal ketiga 2001. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan telah menderita kerugian selama kuartal tersebut. Bahkan semakin problematik bagi banyak analis finansial bahwa terjadi pengurangan drastis senilai $1,2 milyar pada modal pemilik dan asset yang diungkapkan kepada publik. Penurunan ini disebabkan oleh dibaliknya beberapa transaksi tercatat yang mencakup penukaran saham Enron dengan nota piutang. Enron telah memperoleh nota piutang dari pihak ketiga yang telah berinvestasi dalam perseroan yang diatur dan disponsori  oleh perusahaan tersebut. Setelah mempelajari transaksi itu dengan lebih mendalam, staf akuntansi perusahaan tersebut dan auditor Andersen menyimpulkan bahwa nota piutang seharusnya tidak dilaporkan dalam bagian asset dalam neraca saldo perusahaan namun mengurangi ekuitas pemegang saham.
            Publikasi 16 Oktober 2001 menyebabkan harga saham Enron terjun bebas. Tiga minggu kemudian pada 8 November, Enron mencatat ulang laporan laba untuk lima tahun sebelumnya, menghapus kira-kira $600 juta keuntungan yang telah dilaporkan oleh perusahaan itu. Pencatatan ulang terbukti sebagai kematian Enron. Pada 2 Desember 2001, tekanan berat dari kreditor, tuntutan hukum terhadap perusahaan dan pegawainya, dan penyelidikan yang dimulai oleh penegak hukum memaksa Enron untuk mengajikan kebangkrutan. Bukannya menjadi perusahaan terbesar di AS, Enron justru menjadi kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah AS, menyebabkan kerugian lebih dari $60 milyar pada pemegang sahamnya saja. Jumlah ini kemudian dilebihi setahun kemudian oleh kerugian sebesar $100 milyar dari klien Andersen lain, yaitu WorldCom ketika mereka mengajikan kebangkrutan.
Keributan publik yang besar dan dapat dipahami mengenai skandal Enron selama 2001 menghasilkan pertanyaan pada media cetak dan elektronik dalam menentukan bagaimana perusahaan ketujuh terbesar di AS, suatu perusahaan yang telah menyatakan keuntungan yang mengesankan dan terus meningkat selama beberapa tahun, dapat langsung bankrut dalam hitungan bulan. Dari awal drama publik ini, kaum yang skeptis dalam komunitas financial telah menuduh pencatatan ulang laba Enron pada 2001 menunjukkan bahwa kinerja finansial istimewa perusahaan tersebut selama akhir 1990 dan 2000 merupakan suatu tipuan yang dibuat oleh manajemen perusahaan dengan bantuan sekumpulan akuntan yang kreatif. Keraguan apapun mengenai validitas teori tersebut hilang ketika – setidaknya dibenak sebagian besar wartawan dan public – ketika suatu surat dari akuntan Enron yang dikirim kepada Kenneth Lay pada Agustus 2001 ditemukan dan dilaporkan kepada media. Isi dari surat itu dipasang pada berbagai website dan kutipan panjang diambil dan muncul pada sebagian besar surat kabar di Negara tersebut.
            Exhibit 2 mengandung isi penting dari surat yang ditulis Sherron Watkins kepada Kenneth Lay pada agustus 2001. Pekerjaan Watkins adalah wakil pimpinan dari pengembangan perusahaan, namun ia adalah akuntan berdasarkan pengalaman, yang sebelumnya telah bekerja dengan Andersen, perusahaan audit Enron. Pengunduran diri tiba-tiba dan tak terduga dari jeffry Skilling sebagai CEO Enron setelah menjabat hanya selama enam bulan telah membuat Watkins mencoba menulis surat kepada Lay. Sebelum menyampaikan keprihatinannya kepada Lay, Watkins telah mencoba mendisuksikan permasalahan itu dengan salah seorang bawahan Lay. Ketika Watkins menawarkan untuk menunjukkan suatu dokumen individual bahwa permasalahan signifikan dalam keputusan yang sebelumnya dibuat oleh Enron, Watkins melaporkan bahwa ia mengatakan kepadanya ia tidak mau melihatnya.
            Watkins sangat akrab dengan keputusan akuntansi agresif yang dibuat untuk sejumlah transaksi besar dan kompleks yang melibatkan Enron dan sejumlah perseroan terbatas yang diciptakan oleh perusahaan tersebut. Perseoran ini disebut SPE atau special purpose entities (entitas dengan tujuan khusus) yang diberi berbagai nama oleh eksekutif Enron, termasuk Braveheart, Rawhide, Raptor, Condor dan Talon. Andrew Fastow, CFO Enron yang terlibat dalam penciptaan dan operasi beberapa SPE.
Selama 1990-an, ratusan perusahaan besar mulai menerapkan SPE. Dalam sebagian besar kasus, SPE digunakan untuk membiayai akuisisi dari suatu asset atau mendanai proyek konstruksi atau aktivitas yang berhubungan. Meski demikian, motivasi mendasar untuk menciptakan suatu SPE hampir selalu “menghindari hutang.” Yaitu, SPE menyediakan perusahaan besar dengan suatu mekanisme untuk menghasilkan dana yang diperlukan untuk berbagai tujuan tanpa diharuskan untuk melaporkan hutang dalam neraca saldonya. Majalah Fortune menyatakan bahwa CFO perusahaan menggunakan SPE sebagai sarana untuk melakukan “bedah plastik” pada neraca saldo perusahannya. Selama awal 1990-an, Securities and Exchange Commission (SEC) dan FASB harus menghadapi berbagai permasalahan akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebabkan oleh SPE. Meski terdapat perdebatan panjang dan pembahasan, SEC dan FASB hanya dapat memberikan sedikit panduan formal bagi perusahaan dan akuntannya untuk diikuti dalam akuntansi dan pelaporan SPE.
            Panduan paling penting yang diterapkan badan ororitas untuk SPE, adalah aturan 3%, yang terbukti sangat controversial. Aturan ini memperbolehkan suatu perusahaan untuk tidak menyertakan suatu asset dan kewajiban SPE dari laporan keuangan konsolidasinya selama pihak yang independen dari perusahaan menyertakan minimum 3 persen dari modal SPE. Hampir segera, batasan 3 % dari baik minimum secara teknis dan menjadi maksimum secara praktik. Hal ini, perusahaan besar menggunakan struktur SPE yang diatur untuk pihak eksternal untuk menyediakan tepat 3% dari total modal SPE. Sisa 97% dari modal SPE biasanya berasal dari pinjaman dari pihak esternal, pinjaman yang diatur dan biasanya dijamin oleh perusahaan yang menciptakan SPE.
Banyak kritikus berpendapat bahwa aturan 3% merusak prinsip mendasar dalam profesi akuntansi bahwa laporan keuangan konsolidasi harus dibuat untuk entitas yang dikendalikan oleh kelompok dengan kepemilikan yang sama. Terdapat pendapat bahwa laporan keuangan konsolidasi adalah lebih berarti dari laporan terpisah dan mereka biasanya diperlukan untuk penyajian baik ketika satu dari perusahaan di kelompok tersebut secara langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan keuangan yang bersifat mengendalikan dalam perusahaan lain. Selama 1990-an, banyak perusahaan mengambil keuntungan dari pedoman hukum dan akuntansi untuk SPE dalam mengalihkan sejumlah besar kewajibannya kepada entitas yang tidak terdapat dalam neraca saldo. Diantaranya pengguna yang paling agresif dan inovatif dari struktur SPE adalah Enron, yang menciptakan raturan SPE. Tidak seperti sebagian besar perusahaan, Enron tidak membatasi SPE mereka hanya pada aktivitas pendanaan. Enron menggunakan SPE untuk tujuan utama memindahkan asset yang kinerjanya buruk dari laporan keuangannya ke laporan keuangan dari entitas lain yang tidak terkonsolidasi.
Enron menyediakan hanya pengungkapan laporan keuangan nominal untuk transaksi SPE dan pengungkapan yang ia sediakan biasanya disajikan dengan bahasa yang membingungkan atau bahkan tidak dpat dimengerti. Seorang professor akuntansi mengamati bahwa pengungkapan yang kurang memadai dari perusahaan seperti Enron mengenai transaksi SPE-nya berarti bahwa “kaum non-profesional [investor] tidak memiliki ide mengenai besarnya kewajiban sebenarnya [perusahaan induk]. Wall street journal mendukung pemikiran ini ketika menyatakan bahwa pengungkapan Enron yang singkat dan aneh mengenai kewajiban yang tidak terdapat dalam neraca saldo dan transaksi pihak yang berafiliasi adalah “sangat rumit dan tidak dapat ditelusuri.”
Alasan utama penggunaan SPE besar-besaran oleh Enron dan mekanisme akuntansinya adalah keperluan modal perusahaan selama tahun 1990-an. Ketika Kenneth Lay dan Jeffrey Skilling mengubah Enron dari pemasok gas alam biasa menjadi perantara perdagangan untuk industri energi, perusahaan memiliki kebutuhan terus-menerus akan modal untuk membiayai perubahan ini. Seperti banyak bisnis baru lainnya, operasi berbasis internet Enron tidak menghasilkan aliran kas positif secara segera. Untuk meyakinkan pemberi pinjaman untuk terus memompa kas ke dalam Enron, tim manajemen perusahaan menyadari bahwa perusahaan mereka perlu mempertahankan peringkat kredit yang tinggi, yang pada akhirnya mengharuskan perusahaan untuk menerbitkan laporan keuangan mengesankan tiap periodenya.
Suatu faktor berhubungan yang memotivasi Eksekutif Enron untuk memanipulasi laporan keuangan adalah perlunya mempertahankan harga saham Enron pada tingkat yang tinggi. Banyak persetujuan pinjaman SPE yang dinegosiasikan oleh Enron menyertakan apa yang disebut “pemicu” harga. Jika harga pasar dari saham Enron jatuh dibawah nilai yang diinginkan (pemicu), Ernon diharuskan menyediakan tambahan saham untuk mengganti pinjaman tersebut, untuk melakukan pembayaran kas kepada SPE, atau merestrukturisasi transaksi sebelumnya dengan SPE.
Pada oktober 2001, harga saham enron yang semakin turun, beban kerugian yang diderita oleh SPE besar perusahaan itu, dan perhatian yang dinyatakan oleh auditor Andersen memaksakan eksekutif perusahaan untuk bertindak. Manajemen Enron mengambil kendali dan kepemilikan beberapa SPE perusahaan yang mengalami kesulitan dan menggabungkan data laporan keuangan SPE tersebut ke dalam laporan konsolidasi perusahaan. Keputusan ini menuju pada kerugian besar terlaporkan dalam laporan enron pada musim gugur 2001 dan pencatatan ulang laba perusahaan untuk lima tahun terakhir. Pada 2 Desember 2001 perusahaan itu mengajukan kebangkrutan melalui internet.
Keruntuhan bisnis agresif Enron, akuntansi dan keputusal pelaporan yang dilaporkan oleh media bisnis selama awal 2002 menciptakan badai kemarahan dan kritik yang ditujukan kepada eksekutif kunci Enron, terutama Kenneth Lay, Jeffrey Skilling dan Andrew Fastow. Tuduhan pada umumnya pada tiga eksekutif bahwa mereka telah menciptakan suatu budaya perusahaan yang mengangkat, jika tidak mendukung “pelanggaran hukum.” Majalah forture menyatakan bahwa ”Lay mengijinkan pelanggaran hukum berkembang,” sementara Sherron Watkins bersaksi bahwa budaya Enron adalah “arogan”, “mengintimidasi” dan menakuti pegawai untuk tidak melaporkan dan menyediki pelanggaran etika dan perjanjian bisnis yang mencurigakan. Akhirnya, seorang eksekutif puncak dari Dynegy, suatu perusahaan yang sempat ingin melakukan merger dengan Enron pada 2001, melaporkan bahwa “kurangnya control internal dalam Enron sangat mengejutkan.”


Katakan Bahwa Hal itu Tidak Benar Joe
Joseph Berardino menjadi CEO Andersen segera sebelum perusahaan tersebut diliputi oleh badai kritik menyusul bangkrutnya klien terbesar keduanya, Enron Corporation. Selama sejarahnya, perusahaan Andersen memiliki kebijakan untuk berbicara dengan satu suara, suara pimpinannya. Sehingga tugas yang tidak menyenangkan untuk merespon tuduhan marah dan sering kali berat sebelah kepada Andersen setelah bangkrutnya Enron jatuh pada Berardino, meskipun ia bukan merupakan bagian dari pihak yang memutuskan pada audit Enron.
Pada 12 Desember 2001, Joseph Berardino bersaksi didepan komite jasa keuangan perwakilan AS. Awal dari kesaksian itu, Berardino dengan bebas mengakui bahwa anggota tim audit Enron telah melakukan satu kesalahan besar ketika menganalisa transaksi SPE besar yang terjadi pada 1999. “Kami membuat suatu penilaian professional mengenai perlakuan akuntansi yang sesuai yang ternyata salah.” Menurut Berardino, ketika pegawai Andersen menemukan kesalahan ini pada musim gugur 2001, mereka segera memberi tahun eksekutif Enron dan memberi tahu mereka untuk “mengkoreksinya.” Kira-kira 20 persen dari $600 juta pencatatan ulang dari laba yang sebelumnya diumumkan oleh Enron pada 8 November 2001 disebabkan oleh item ini.
Berardino menunjukkan bahwa sisa 80% dari pencatatan ulang laba mencakup SPE lain yang diciptakan Enron pada 1997. Tidak diketahui oleh auditor Andersen, setengah dari ekuitas “eksternal” SPE minimum 3% itu diberikan oleh Enron. Sebagai hasilnya, entitas tersebut tidak memiliki kualifikasi sebagai SPE, berarti bahwa data finansialnya seharusnya disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi Enron. Ketika personel Andersen menemukan pelanggaran aturan 3% ini pada musim gugur 2001, mereka segera menginformasikan staff akuntansi Enron. Andersen juga menginformasikan komite audit perusahaan bahwa kegagalan petugas Enron untuk mengungkapkan sumber pendanaan SPE dapat digolongkan sebagai pelanggaran Securities Exchange Act of 1934. Berardino mengimplikasikan bahwa kurangnya kepatuhan klien terhadap SPE ini menghilangkan tanggung jawab Andersen terhadap kesalahan pelaporan keuangan dan akuntansi sehubungan dengan entitas tersebut. Berardino juga menjelaskan kepada kongres bahwa auditor Andersen telah terlibat secara minimal dalam transaksi yang pada akhirnya menyebabkan pengurangan senilai $1,2 milyar dari ekuitas pemegang saham yang dilaporkan Enron pada 16 Oktober 2001.
Kesaksian Berardino di depan kongres pada Desember 2001 gagal memuaskan kritikus Andersen. Selama beberapa bulan berikutnya, Berardino telah membela Andersen terhadap tuduhan yang terus bermunculan. Sebagian besar tuduhan ini berpusat pada tiga isu utama. Pertama, banyak kritik sehubungan dengan isu controversial dan berkelanjutan mengenai “ruang lingkup jasa audit” ketika mengkritik peran Andersen dalam urusan Enron. Selama beberapa decade terakhir dari abad ke dua puluh, perusahan akuntansi utama telah memperluas lini produk jasa professional yang mereka tawarkan kepada klien audit mereka. Suatu penelitian riset yang memfokuskan pada hampir enam ratus perusahaan besar yang menerbitkan laporan pada awal 1999 mengungkapkan bahwa untuk setiap $1 fee audit yang dibayarkan kepada auditor independent, mereka membayar $2,69 jasa konsultasi non audit. Jasa ini mencakup banyak jenis aktivitas seperti studi kelayakan dalam berbagai jensi, internal auditing, desain sistem akuntansi, pengembangan e-commerce, dan berbagai jasa IT lainnya.
Dalam suatu wawancara dengan The New York Times pada maret 2002, putri Leonard Spacek mengungkapkan bahwa ayahnya telah secara keras menentang akuntansi perusahaan untuk menyediakan jasa konsultasi pada klien auditnya. Pada akhir 1990-an, Arthur Levitt, ketua SEC telah memimpin kampanye untuk membatasi jasa konsulasi yang dapat disediakan perusahaan akuntansi pada klien auditnya. Secara khusus, Levitt ingin untuk membatasi kemampuan perusahaan akuntansi untuk menyediakan jasa IT dan internal audit kepada klien auditnya. Perusahaan lima besar (big five firms) kemudian melakukan kampanye lobi di media masa dan di pemerintahan untuk menggagalkan kampanye Levitt.
Laporan public bahwa Andersen memperoleh sekitar $52 juta fee dari Enron pada tahun 2000, hanya $25 juta yang berhubungan langsung dengan audit tahun 2000, menyebabkan ruang lingkup isu tersebut muncul kembali. Kritikus telah menuduh bahwa fee konsultasi yang besar dari perusahaan akuntansi dari klien auditnya telah membahayakan independensi perusahaan itu.
Sumber kedua dari kritik yang ditujukan kepada Andersen berasal dari peran penting perusahaan itu dalam perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan agresif Enron untuk transaksi SPE-nya. The Powers Report diterbitkan kepada public pada Februari 2002 menghasilkan banyak kritik ini. Bahwa laporan panjang yang meneliti detail beberapa transaksi SPE terbesar dan paling mencurigakan dari Enron. Powers Report secara langsung dan berulang mendokumentasikan bahwa personel Andersen telah banyak terlibat dalam transaksi ini. Exhibit 3 mengandung sample dari kutipan Powers Report yang merujuk pada peran Andersen dalam “menganalisa” dan “mereview” transaksi SPE Enron.
 Pihak yang paling kritis terdahap keterlibatan Andersen dalam keputusan pelaporan dan akuntansi Enron untuk transaksi SPE adalah mantan ketua akuntan SEC Lynn Turner. Selama masa jabatannya di SEC pada 1990-an, Turner telah terlibat dalam badan federal yang menyelidiki audit Andersen terhadap Waste Management Inc. penyelidikan itu menghasilkan sanksi teradahap beberapa auditor Andersen dan pencatatan ulang $1,4 milyar laporan keuangan Waste Management, pencatatan ulang akuntansi terbesar di sejarah AS pada saat itu. Andersen pada akhirnya membayar $75 juta untuk menyelesaikan berbagai tuntutan hukum yang berhubungan dengan audit itu dan $7 juta untuk menyelesaikan tuntutan oleh SEC.
Selama menghadapi mimpi buruk dengan public yang dihadapi Andersen setelah pengajuan kebangkrutan Enron, suatu taktik utama yang diadopsi oleh Joseph Berardino adalah untuk bersikeras bahwa keputusan bisnis yang buruk, bukan kesalahan dari pihak Andersen yang bertanggung jawab atas kejatuhan Enron dan kerugian besar yang diderita oleh investor, kreditor dan pihak lainnya. Pada akhirnya, kami tidak menyebabkan perusahaan bankrut. Pernyataan itu gagal menghasilkan simpati bagi Andersen.

Bahan Tertawaan dan Retrospeksi
Pada awal 2002, Andersen menghadapi kritik dari penyelidik kongres, tuntutan hukum dalam jumlah besar dari pemegang saham Enron dan kreditornya, tuntutan kriminal dari pemerintah federal yang muncul karena terjadinya pemusnahan dokumen. Pada akhir maret 2002, Joseph Berardino tidak disangka mengundurkan diri sebagai CEO Andersen setelah gagal menegosiasikan merger Andersen dengan salah satu perusahaan lima besar lainnya. Selama beberapa minggu berikutnya, lusinan klien Andersen memberhentikan perusahaan itu sebagai auditor independennya karena khawatir perusahaan itu tidak akan bertahan jika terbukti bersalah dalam tuntutan kriminalnya. Kehilangan klien besar-besaran memaksa Andersen untuk memberhentikan 25 persen tenaga kerjanya pada pertengahan April. Segera setelah pengumuman pemberhentian, departemen kehakiman bersedia mengungkapkan bahwa David Duncan, mantan partner audit Enron telah mengaku bersalah karena melanggar hukum dan bersedia bersaksi melawan perusahaannya. Pengakuan Duncan terbukti sebagai kematian bagi Andersen. Pada Juni 2002, juri federal menyatakan perusahaan bersalah karena melanggar hukum. Keputusan ini memaksa perusahaan mengakhiri hubungannya dengan klien yang tersisa, secara efektif mengakhiri sejarah panjang dan gemilang Andersen dalam profesi akuntansi AS.
Selama beberapa bulan dan tahun berikutnya, berbagai pejabat Enron menghadapi tuntutan pidana yang diajukan oleh penegak hukum federal, diantaranya Kenneth Lay, Jeffrey Sklilling, dan Andrew Fastow. Pada 2004, Fastow mengaku bersalah telah berkonspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas dan juga tuduhan lain. Fastow menerima hukuman sepuluh tahun penjara dan diharuskan menyerahkan $25 juta asset pribadinya, asset yang ia kumpulkan semasa jabatannya di Enron. Vonis pidana terhadap Lay dan Skilling masih ditunda.
            Korban dalam profesi akuntansi akibat skandal Enron tidak terbatas pada Andersen, partnernya, atau pegawainya. Banjir guyonan dan tertawaan yang ditujukan pada Andersen mencoreng dan mempermalukan semua akuntan di Negara tersebut, termasuk akuntan public dan mereka yang bekerja di sector swasta. Mimpi buruk Enron juga mendorong introspeksi dalam profesi dan tuntutan public untuk memperkuat fungsi audit independent dan untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan dan akuntansi. Badan legislative dan regulasi cepat merespon tuntutan publik akan adanya reformasi.
            Segera setelah skandal Enron terungkap, FASB menetapkan aturan pelaporan Akuntansi dan Keuangan bagi SPE. Pada 2002, kongres menerbitkan Sarbarnes-Oxley Act untuk memperkuat pelaporan keuangan bagi perusahaan publik, yang pada dasarnya memperbaiki kekuatan dan kualitas independent audit. Diantara beberapa peraturan lainnya, Sarbarnes-Oxley Act membatasi tipe jasa konsultasi yang dapat diberikan auditor independent kepada kliennya dan mengharuskan perusahaan public untuk membuat laporan tahunan mengenai kualitas control internalnya. Perubahan yang paling mendasar dalam profesi akibat skandal Enron adalah diciptakannya satu badan federal baru, the Public Companies Accounting Oversight Board, untuk melihat proses pembuatan aturan untuk fungsi audit independen.

Epilog
Pada 31 Mei, 2005 mahkamah agung AS memvonis penipuan yang dilakukan oleh Andersen pada Juni 2002. Dalam sebuah pendapat yang ditulis oleh Hakim William Rehnquist, mahkamah menyatakan bahwa jaksa tidak membuktikan bahwa Andersen berniat mencampuri penyelidikan federal ketika perusahaan tersebut mencoba memusnahkan kertas kerja audit Enron. Departemen kehakiman AS dengan cepat merespon pendapat tersebut dengan menunjukkan bahwa hakim yang mengepalai kasus tersebut telah memutuskan bahwa penyelidik federal tidak harus mendeteksi keinginan ‘tidak jujur” dari pihak Andersen. Asisten Jaksa Agung AS John Ritcher menambahkan bahwa personel Andersen telah jelas melanggar hukum federal denga “penghancuran cukup banyak dokumen dalam mengantisipasi penyelidikan oleh SEC.” Ritcher melaporkan bahwa badan yang dia pimpin akan memutuskan apakah akan menuntut kembali Andersen.
            Keputusan mahkamah agung untuk tidak melanjutkan tuntutan penipuan oleh Andersen adalah merupakan sedikit hiburan bagi lebih dari 20.000 parner dan pegawai yang kehilangan pekerjaan ketika perusahaan akuntansi itu ditutup karena terlibat penipuan. Bahkan, skandal Enron terus menyebabkan kehancuran masa depan ekonomi dari banyak partner Andersen. Pada musim panas 2005, partner tersebut masih menghadapi lebih dari 100 tuntutan hukum yang diajukan oleh berbagai pihak yang menderita kerugian sebagai akibat kebangkrutan Enron.

Pertanyaan

1.      Skandal Enron telah menyebabkan “krisis kepercayaan” dari publik terhadap profesi akuntansi. Tulislah pihak yang anda anggap paling bertanggung jawab terhadap krisis tersebut. Jelaskan pilihan anda secara singkat.
Menurut kami, pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas “krisis kepercayaan” terhadap profesi akuntansi adalah akuntan itu sendiri. Karena pada dasarnya seorang akuntan memiliki kemampuan serta pengalaman terhadap profesi yang digeluti. Namun, profesi akuntan juga tidak terlepas pada tanggung jawab profesi dan hukum, yaitu bahwa dalam melakukan audit, akuntan public harus mematuhi peraturan perundangan yang berlaku dan kode etik yang dijunjung tinggi. Hal ini menyangkut kejujuran, independensi, dan objektivitas. Dari kasus Enron, maka pihak akuntan publik (Andersen & Co.) belum mampu menerapkan prinsip-prinsip yang tersebut diatas, dan hal ini merupakan salah satu kasus yang menyebabkan terjadinya krisis kepercayaan dari publik terhadap profesi akuntansi.

2        Tulis tiga tipe jasa konsultasi yang telah diberikan perusahaan audit pada klien audit mereka pada beberapa tahun terakhir. Untuk tiap item, indikasikan ancaman spesifik, jika ada, dari jasa tersebut terhadap independensi perusahaan audit.
-          Andersen memberikan perikatan dalam bentuk internal auditing, dimana Andersen membantu Enron dalam memalsukan pembukuannya. Dari aktivitas ini Andersen memperoleh fee $1juta per minggu. Aktivitas ini tentunya akan mengancam independensi dari Andersen sebagai akuntan eksternal, karena Andersen akan cenderung memihak kepentingan Enron dan mengabaikan kepentingan publik.
-          Andersen memberikan jasa studi kelayakan, yaitu ”menganalisa” dan ”mereview” transaksi SPE Enron. Hal ini bertentangan dengan standar umum auditing, dimana perikatan tersebut seharusnya dilakukan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang transaksi SPE.
-          Andersen juga memberikan jasa konsultasi dalam bidang desain sistem akuntansi, pengembangan e-commerce dan berbagai jasa IT lainnya.

3        Untuk pertanyaan ini, asumsikan bahwa kutipan dari laporan Powers yang ditunjukkan pada exhibit 3 menyediakan deskripsi akurat mengenai keterlibatan Andersen dalam keputusan Akuntansi dan Keuangan Enron. Dengan asumsi ini, apakah anda percaya bahwa keterlibatan Andersen dalam keputusan itu melanggar standar profesi akuntan? Jika demikian, tulis standar itu dan jelaskan pemikiran anda.
Kami percaya bahwa keterlibatan Andersen telah melanggar standar profesi akuntan, adapun standar tersebut:
-          Standar umum
Dalam standar umum kedua, dijelaskan bahwa dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Kenyataannya pada kasus Enron, Andersen & Co., tidak mampu mempertahankan independensinya. Misalnya, Andersen memberikan jasa lain sebagai internal auditor.
-          Standar Pelaporan
Dalam standar ini, dinyatakan bahwa laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Namun pada kasus Enron, Andersen sebenarnya telah mengetahui bahwa laporan keuangan Enron telah dimanipulasi untuk tujuan tertentu, tetapi selama 15 tahun masa jabatannya sebagai perusahaan auditor independen, Andersen tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan Enron.


Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Sewa Jas Bali Terlengkap dan Murah

7 Bagian Tubuh Yang Dapat Redakan Penyakit