Expected Utility Theory
CHAPTER 7
EXPECTED UTILITY THEORY
Pada 1713, seorang profesor Swiss yang bernama Nicolas
Bernaoulli mengemukakan sebuah pertanyaan yang menarik. Secara kasar,
diungkapkan bahwa Bernoulli tertarik dengan seberapa banyak seseorang akan
menghabiskan uangnya untuk memainkan permainan dengan dua aturan sebagai
berikut : (1) Sebuah koin dilemparkan ke atas sampai terjatuh ke tanah dengan
gambar Ekor dimuka, (2) Pemain harus membayar 2 dolar jika Ekor muncul pada
lemparan pertama, dan 4 dollar dalam Ekor muncul pada lemparan kedua, 8 dollar
jika ekor muncul pada lemparan ketiga, 16 dolar jika ekor muncul pada lemparan
keempat, dan begitu seterusnya. Hasilnya, kebanyakan orang menolak mengeluarkan
uang lebih banyak untuk bermain game.
Karena Bernoulli yang pertama kali mengemukakan masalah ini,
masalah ini kemudian dijuluki “St. Petersburg Paradox”. Masalah ini merupakan
paradoks karena nilai yang diharapkan dari permainan tersebut sangat terbatas,
sehingga tidak banyak orang yang mau mengeluarkan uang untuk melakukan sebuah
permainan. Untuk memverifikasi bahwa rata-rata uang yang dikeluarkan terbatas,
kita dapat menghitung nilai harapan dari permainan Bernoulli dengan mengalikan
pengeluaran dari setiap kemungkinan muncul dengan kesempatan munculnya pilihan
tersebut.
Pertanyaannya adalah, mengapa sesorang tidak bersedia untuk
membayar lebih dari beberapa dolar untuk bermain game dengan return yang tidak
pasti.
Dua puluh lima tahun setelah Nicolas Bernoulli mengemukakan
masalah tersebut, saudara sepupu Bernoulli, Daniel Bernoulli, mengemukakan
sebuah solusi yang akan menjadi
Titik awal teori keputusan kontemporer (contemporary decision theory). Daniel Bernoulli (1738/1954)
beralasan bahwa nilai, atau utilitas dari uang menurun sesui dengan uang yang
telah dimenangkan.
Teori Utilitas yang Diharapkan
Walaupun para sarjana berdebat mengenai
apakah Daniel Bernoulli telah menyelesaikan Paradox St.Petersburg, observasinya
tentang mengurangi utiitas marginal untuk teori pilihan perilaku berikutnya.
Salah satu teori yang terkenal adalah Teori Utilitas yang Diharapkan yang
dipublikasikan oleh John von Neumann dan Oskar Morgenstern (1947). Von Neumann
dan Morgenstern mengusulkan teori utilitas yang diharapkan sebagai teori
perilaku yang normatif. Salah satu tujuan dari teori tersebut adalah untuk
menyediakan asumsi-asumsi eksplisit atau aksiom yang melandasi pembuatan
keputusan rasional. Saat von Neumann dan Morgenstern menentukan aksiom
tersebut, para peneliti keputusan mampu membandingkan prediksi matematis dari
teori utilitas yang diharapkan dengan perilaku dari pembuat keputusan
sesungguhnya.
Apakah aksiom dari
pembuatan keputusan yang rasional?. Kebanyakan formulasi atas teori utilitas
yang diharapkan didasarkan atas setidaknya enam prinsip tersebut :
1)
Permintaan Alternatif
Pertama-tama, pembuat keputusan harus
mampu membandingkan dua alternatif.
Mereka harus memilih salah satu alternatif.
2)
Kedominanan
Pelaku yang rasional seharusnya tidak
pernah mengadopsikan strategi yang lebih dominan dari strategi-stategi lain.
Sebuah strategi dominan lebih lemah jika, saat kita membandingkannya dengan
strategi lain, dihasilkannya hasil yang lebih bagus dalam setidaknya 1 penghormatan.
3)
Pembatalan
Jika 2 resiko alternatif berisi suatu
kemungkinan hasil yang identik dan
sama diantara konsekuensi mereka yang mungkin ada, kemudian utilitas hasil
tersebut seharusnya bisa diacuhkan dalam memilih 2 opsi.
4)
Transitivitas
Jika pembuat keputusan rasional lebih
cenderung pada hasil A dibanding hasil B, dan hasil B dibanding hasil C,
kemudian seseorang tersebut lebih memilih hasil A dibanding hasil C.
5)
Kelanjutan
Pada beberapa set hasil, seorang pembuat keputusan seharusnya selalu lebih
cenderung melakukan spekulasi / judi diantara
hasil yang terbaik dan yang terburuk dibanding a sure intremediate outcome jika peluang dari hasil yang terbaik cukup baik.
6)
Ketidakberagaman
Prinsip ketidakberagaman menetapkan bahwa pembuat keputusan seharusnya
tidak terpengaruh terhadap jalan alternatif yang telah ada.
Von Neumann dan Morgenstren ( 1947 )
membuktikan secara matematika bahwa saat pembuat keputusan melanggar prinsip-prinsip tersebut, utilitas yang diharapkan tidak maksimal.
Perpanjangan
Setelah Von Neumann dan Morgenstren ( 1947 ) mengusulkan
teori mereka dari pengharapan utilitas, banyaknya dari berbagai teori
membangun perpanjangan dan keberagaman. Satu variasi yang paling dicatat ialah teori subjektif utilitas yang diharapkan dibangun oleh Leonard Savage ( 1954 ).
Perbedaan yang utama antara teori Savage dan teori Von Neumann dan Morgenstren
adalah Savage mengijinkan subjektivitas, atau personal, hasil probabilitas.
Savage menggeneralisasikan teori tersebut untuk berisikan probabilitas
subjektif masyarakat bahwa sebuah hasil akan muncul.
Generalisasi ini adalah khususnya penting dalam kasus saat probabilitas
objektif tidak dapat ditentukan dalam muka atau saat hasilnya tidak hanya
terjadi sekali.
Penggagas teori lainnya sudah meningkatkan dalam teori
utilitas klasik dalam cara tambahan.. Duncan Luce ( 1959 ) dan yang lainnya
sudah membangun apa yang mereka sebut dengan
’stokastik’ contoh dari pilihan—peraga yang preferensi memperlakukan seolah-olah
mereka memiliki komponen acak. Sampai peraga stokastik dibangun, penteori utilitas memiliki waktu yang rumit
untuk menjelaskan mengapa ini rasional dengan membandingkan sup satu hari dan
salad setelahnya. Cara Luce mengatasi masalah ini adalah dengan memperlakukan
preferensi untuk sup dan salad sebagai suatu kemungkinan,
dibanding dengan mengatasi pilihan2 yang terjadi 100 persen tiap waktunya.
Teori
utilitas yang diharapkan biasanya adalah keluarga
dari teori ( walaupun ’teori utilitas
yang diharapkan’ sering digunakan sebagai referensi singkat untuk teori
yang dikemukakan oleh Von Neumann dan Morgenstren).
Kesimpulan
Dalam
review komperhensif atas teori utilitas yang diharapkan dan variannya, Paul
Schoemaker (1982, p. 529) menuliskan bahwa :
”Tidak berlebihan untuk mempertimbangkan Teori Utilitas yang Diharapkan
sebagai paradigma utama dalam pembuatan keputusan sejak Perang Dunia
Kedua”. Tentunya hal tersebut telah
menghasilkan lebih banyak diskusi dan penelitian daripada teori pembuatan
keputsan.
Comments
Post a Comment