Negara Auto Pilot

Pada hari Jumat kemarin tanggal 13 Januari 2012, pagi harinya saya mengunjungi klien di daerah Pulo Gadung seperti biasa untuk menjelaskan program-program terbaru di SCTV, pada waktu perjalanan pulang saat melintasi tol dalam kota Cawang - Semanggi diantara berbagai spanduk dan billboard yang menghiasi di sekeliling perjalanan terdapat 1 spanduk kecil mungkin ukurannya sekitar 3 x 1 m yang cukup menarik perhatian saya. Desain spanduk itu sangat sederhana sekali dengan background hitam polos, akan tetapi yang membuat saya tertarik kepada spanduk tersebut adalah tulisan putih kecil di tengah spanduk yaitu "Negeri Auto Pilot".






Saya tidak tahu apakah diantara teman-teman pembaca ada yang pernah melihat spanduk tersebut atau tidak? Sejenak yang terlintas dalam pikiran saya adalah bukankah Auto Pilot istilah yang digunakan untuk dunia
penerbangan. Menurut wikipedia bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

Pilot otomatis (dari bahasa Inggris: autopilot) adalah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidrolik yang memandu sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Umumnya pilot otomatis dihubungkan dengan pesawat, tetapi pilot otomatis juga digunakan di kapal dengan istilah yang sama. 

Sistem pilot otomatis pertama diciptakan oleh Sperry Corporation tahun 1912. Lawrence Sperry (anak dari penemu ternama Elmer Sperry) mendemonstrasikannya dua tahun kemudian pada 1914 serta membuktikan kredibilitas penemuannya itu dengan menerbangkan sebuah pesawat tanpa disetir olehnya. 

Berarti kalau dilihat dari pengertian di atas, Negeri Auto Pilot dapat disimpulkan sebagai negara yang mampu berjalan sendiri tanpa perlu ada yang mengendalikan. Analoginya bisa digambarkan ke dalam 5 bagian seperti ini: 
1. Negara adalah pesawat terbangnya 
2. Pilot adalah Presiden atau pemimpin negara 
3. Co-Pilot adalah Wakil Presiden 
4. Pramugari adalah Menteri-menteri, Anggota DPR, Kepolisian, Kejaksaan, TNI dan berbagai elemen lainnya 
5. Penumpangnya adalah Rakyat Indonesia 

Tentu saja keberadaan Pilot, Co-pilot dan Pramugari sangatlah penting dalam dunia penerbangan di mana sosok Pilot dan Co-Pilot memiliki peran yang sangat vital yaitu bertanggung jawab penuh mengendalikan ke arah mana pesawat akan diterbangkan dan menjamin keselamatan dari seluruh penumpang untuk mencapai tujuannya dengan selamat. Sementara itu tugas pramugari adalah melayani penumpang dan memberikan instruksi apa saja yang harus dilakukan oleh penumpang dalam keadaan darurat dengan tetap memprioritaskan keselamatan penumpang terlebih dahulu dibandingkan dirinya sendiri. 

Apabila pesawat dalam keadaan darurat dan Pilot (Presiden) tidak mampu mengemban tugasnya dengan baik, biasanya kalau di dalam film-film ada beberapa hal yang bisa dilakukan: 
1. Menyerahkan kemudi tanggung jawab kepada Co-Pilot (Wakil Presiden), pertanyaannya adalah mampukah Co-Pilot mengambil tanggung jawab tersebut? 
2. Memilih dari awak lain atau penumpang (Rakyat Indonesia) untuk mengambil alih kemudi di mana tentu saja ini pilihan yang sangat beresiko karena kalau sampai kemudi dikendalikan oleh orang yang tidak tepat bisa saja keadaan darurat tersebut semakin memburuk dan pesawat menjadi semakin cepat jatuh. 

Sungguh ada 2 sisi menarik dari permasalahan ini yaitu berupa kabar baik dan buruk, dimana kabar buruknya adalah Pemerintahan kita saat ini bisa diibaratkan seperti judul lagunya Uthopia "Antara Ada dan Tiada". Hal ini dapat terlihat dari semakin maraknya kasus keadilan yang tidak memihak rakyat kecil seperti kasus perebutan tanah di Mesuji dan Bima di mana seharusnya aparat wajib membela dan mengayomi masyarakat akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah rakyat kita sesungguhnya lebih takut dengan aparat penegak hukum dibandingkan dengan penjahat yang sebenarnya karena pada praktek hukumnya "Rakyat merasakan hukum hanya tajam kepada rakyat kecil, tetapi tumpul ke kalangan atas" 

Selain itu banyaknya permasalahan kasus yang belum bisa diselesaikan seperti kasus Bank Century, Lumpur Lapindo, Wisma Atlet, Rekening Gendut, Mafia Pajak dan berbagai kasus lainnya yang terus menambah carut marut di negara ini karena hingga saat ini tidak ada satu pun kasus yang bisa diungkap secara utuh dan mengungkap siapa aktor sesungguhnya di balik dari seluruh kejadian tersebut. 

Belum lagi ditambah kelakukan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang seharusnya menjadi perwakilan dari rakyat Indonesia untuk mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Akan tetapi pada kenyataannya kelakuan DPR tidak jauh lebih baik, selain keberadaannya juga sudah tidak dirasakan manfaatnya, kelakukan dan tingkah mereka yang selalu mengkhianati amanah rakyat juga patut dipertanyakan. Hal tersebut bisa dilihat dari pembangunan Gedung DPR yang memakan biaya yang sangat fantastis, dimana akhirnya rakyat bereaksi dengan berdemo di mana-mana dan pada akhirnya cukup memberikan tekanan kepada DPR untuk menghentikan proyek tersebut. Bisa bernapas legakah kita? Ternyata tidak, diam-diam DPR membangun toilet, tempat parkir, ruang rapat dan lain-lain secara diam-diam sehingga pada akhirnya rakyat tidak menyadari renovasi gedung DPR tetap dilakukan tapi secara bertahap. Sungguh tindakan penipuan dan pengecut dari wakil rakyat kita!

Kabar baiknya Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang rakyatnya tidak terpengaruh oleh keadaan pemerintahan maupun politik dimana elit-elitnya bertarung panas dan saling menjatuhkan satu sama lain akan tetapi negara tetap berjalan, roda perekonomian terus tumbuh dan rakyat masih bisa makan, sungguh hebat bukan? 

Jika rakyat Indonesia bisa bertahan dengan gaya pemerintahan Auto Pilot hingga tahun 2014, berarti kita bisa masuk ke dalam Guinness Book of Records di mana kita bisa mengalahkan negara Belgia yang sejak Juni 2010 hingga pertengahan 2011 setahun tanpa pemerintahan. Pantaslah rakyat diberikan penghargaan karena mereka telah berhasil survive memimpin dirinya sendiri, melewati tahun-tahun berat penuh penderitaan dan periode sulit tanpa arah, tanpa inspirasi dan tanpa kepemimpinan dari pemerintah dan orang-orang yang mengira dirinya adalah pemimpin negara! 

Sebenarnya dalam hati kecil saya, ingin mengutip sebuah lagu dari Glenn Fredly untuk sosok pemimpin negara kita saat ini: 
"Terserah kali ini, sungguh aku tidak akan peduli.. Ku tak sanggup lagi, mulai kini semua terserah.." 

NB: "Jangan tanyakan apa yang bisa negara ini berikan untuk kita, tetapi tanyakanlah apa yang telah kita berikan untuk negara"

Sumber: Mike Tjandra

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Sewa Jas Bali Terlengkap dan Murah

7 Bagian Tubuh Yang Dapat Redakan Penyakit